Rabu, 02 Juni 2010

Study Tour

Hari ini saatnya aku untuk pergi study tour bersama teman sekelasku kami pergi kesebuah suku yang namanya suku badui.suku yang terletak di pedalaman Jawa barat ini adalah desa yang terakhir yang bisa dijangkau oleh kendaraan umum dari pandeglang. “ amil,anis,anisya,bunga,dalila,….” “hadir” “..hadir buuu” suara yang biasa keluar saat bu cici wali kelas kami mengabsen satu persatu daftar nama murid kelas X.2. “ yak sebelum berangkat kita berdoa bersama semoga selamat sampai tujuan” selesai mengabsen semua murid lalu kami semua berdoa sebelum menempuh perjalanan yang cukup jauh dan segala aturan,cara bersikap dan bagaimana cara berinteraksi yang baik dengan penduduk badui ketika sampai dan berada di suku tersebut tapi semua anak-anaknya malah asik dengan makan yang dibawanya, ada yang tidur,ketawa-ketawa,curhat,dengerin musik, menikmati pemandangan, padahal bu cici udah capek ngejelasin semuanya tapi malah dicuekin.

Sesampainya disana kami semua harus melapor dulu dengan pemimpin adatnya yang biasa disebut Jaro.setelah itu baru kami diajak menuju tempat peristirahatan dan akhirnya bisa menikmati sejuknya udara yang belum terlalu terkontaminasi dengan polusi udara dan di desa ini suku badui luar sudah berbaur dengan masyarakat sunda lainnya. “mmm kenapa bisa disebut suku badui” tanyaku kepada salah satu anak gadis didesa itu yang kutemui sedang menyendiri dipinggir sungai. “ hah,, anda siapa, mau apa??” sambil menghindari kami gadis itu menyiprat-nyipratkan air ke wajah kami “ gak usah takut kami ini Cuma studi kasus aja mau mempelajari gimana suku kamu” kata imah teman yang menemaniku “owh.. jadi badui ini diambil dari nama sungai yang melintasi sungai cibaduy” penjelasan gadis itu yang masih sedikit ragu karena bertemu dengan orang asing tapi mendengar penjelasan dari anak gadis itu aku dan imah langsung mencatat semua yang dia katakannya, tapi belum puas bertanya-tanya nisya gadis kelas yang paling periang memanggilku dan imah dan mengajakku pergi ke sebuah jembatan unik yang terbuat dari bambu dan tanpa paku. “ ihh keren bgt, nie jembatan bisa kuat padahal cuma pake ijuk sama nempel dipohon doang.. mmmmm enak kali ya tinggal disini“ pikirku saat melihat jembatan yang belum pernah aku lihat sebelumnya “ enak dari mana disini gak da listrik,gak boleh bawa alat-alat elektronik, ahh gak asik nanti gak bsa smsan.. hehehe“ imah yang langsung mengeluarkan pendapatnya “ yah lo mah emang raja,eh ratunya sms.. hahaha“. Karna asik menikmati pemandangan dan menghirup udara yang super-super sejuk kami sampai lupa waktu dan hari menjadi gelap,tapi saat kami memcoba mengingat-ngingat jalan yang sebelumnya kita lewati dan akhirnya kami tersesat disebuah tempat yang bernama hutan “ duhh dimana nih??kita tersesat ya?? Nanti kita gimana nih??“ aku yang ketakutan dan selalu berada diantara imah dan nisya dengan terus bertanya-tanya hal yang mereka berduapun juga binggung “ udah kita berdoa aja biar selamat“nisya yang menenangkan suasana “ahh gw blm mau mati, masih pengen hidup, ya allah jangan diambil dulu ya nyawa hamba“.aku yang binggung dan ketakutan bgt menghadapi situasi kayak gini “coba gw baha handphone” “lah trus mau buat apa?” “ ya buat nelpon bu cici lah mso buat nelpon emak lo” nisya dan imah yang selalu membuat suasana menjadi tenang dengan megocehkan hal-hal yang gak terlalu penting sambil terus menelusri jalan.

“duhh imah,nisya sama dwi kmana sih?” bu cici yang udah panic setengah mati langsung melapor ke pemimpin suku tersebut. “duhh semoga aja mereka baik-baik ja” kata ida. Semalaman semua warga telah mencari kami bertiga dan belum ketemu juga, bu cici yang khawatir terus berusaha mencari dimana keberadaan kami bertiga, tapi dari 38 siswa yang merasa khawatir Cuma 15 orang yang laennya malah asik dengan urusannya masing-masing.

“huuuaaammm,, mmm udah pagi ya.. yok kita turun nyuci muka” kataku yang terbangun diatas dahan pohon besar. Lalu akhirnya kami turun dan melanjutkan perjalannan mencari teman-teman serta tempat kami menginap. “krukukkrukukruk.. lapeerr, eh nisya,imah lo gak denger apa perut gw mengoceh, tungguin napa!!“ aku yang selalu mengeluh disepanjang perjalanan sambil berlari mengejar imah dan nisya, “ehhh liat tuh org pake bju putih trus pke ikat kepala sama bawa-bawa golok??“ nisya yang mencoba mendekati dan melihat detail-detail wajah orang tersebut “nis itu kan gadis desa yang waktu itu kita temuin“ dengan yakin imah menjawab “untung kuta dan tau cara berpakaian mereka, yaudah yok samperin sekalian makan“ kataku dengan semangan dan langsung menuju ke arah gadis itu. Setelah kami di rumah yang berlandaskan batu kami disajikan makanan yang terbuat dari gula aren karna memang di desa ini banyak sekali pohon aren.

“pak jaro,, ini saya menagntarkan teman saya dari jakarta,yang tadi malam tersesat dihutan“ gadis itu menjelaskan semuanya ke jaro atau pemimpin desa tersebut.dan akhirnya semua berjalan dengan baik selain study kasus lancar kami juga diberi hadiah kerajinan yang dihasilkan oleh suku badui yaitu tas koja. Lalu kami langsung berpamitan dan menuju kendaraan yang sudah menunggu dan siap mengantar kami pulang kembali ke jakarta.

“nah acara kali ini sudah selesai mari kita berdoa kembali,dan tugasnya dikumpulkan“ bu cici yang langsung berbicara setelah sampai di jakarta. “nis tau gak padahal org jarang lho bisa masuk ke suku itu apa lagi orang yang sembarangan, kita beruntung bgt ya bisa masuk menikmati kondisi alamnya ya walaupun tersesat ketemu ma monyet trus tidur diatas pohon“ aku yang langsung mengungkapkan apa yang ada dipikiranku walaupun nisya Cuma manggut-manggut sambil nyengir-nyengir.

Nah akhirnya perjalanan study kasus sekolah ku selesai dan besok aku harus kembali belajar dan menerima tugas-tugas yang harus ku kerjakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar